[KAJIAN] Niat = Pahala


Helloo.. welcome back to my blog (ngemeng ala ala yucubers), ini topik baru di blog saya, isinya tentang materi kajian yang rutin diakan setiap hari Jumat siang di kantor Telkom University yaitu kajian MEKDI. Jadi selama bapak-bapak, om-om, akang-akang dan mas-mas sholat jumat, kami para putri dan putriwati mengikuti MEKDI ini, yang disebar menjadi beberapa kelompok kajian.


Jumat beberapa pekan lalu, topik kajian kali ini adalah tentang niat.  Bagaimana niat itu akan sangat mempengaruhi bobot pahala kita. Mentor kami, yang biasa dipanggil Bu Omah, menceritakan tentang dua kisah, pertama kisah Abu Dahdah dan pohon kurma, yang kedua kisah tentang Ummu Qais nyang mana saya mending share di lain post saja karena pasti ceritanya bakalan panjang kali lebar sama dengan luas. 

Singkat kata, inti dari dua cerita di postingan lain itu adalah bahwa setiap orang itu pasti akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan, seperti kata hadits yang akrab sekali di telinga kita: “innamal a’maalu bin niyyah” (Sesungguhnya amal itu tergantung niat). Ada dua syarat amalan kita diterima oleh Allah :

  1. Niat karena Allah (ikhlas), cara mudahnya gimana? Hadirkan niatnya, bismillah dulu lalu diucapkan niat kita kalau perlu. Jangan sampai kita melakukan amalan namun kita sendiri ga sadar
  2. Sesuai dengan tuntunan syariat yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘allaihi wasallam 

Misalnya untuk pekerja, ibadah seperti shalat malam atau tilawah panjang dengan waktu yang terbatas sepertinya tidak akan kebayang kita dapat pahala dari mana.. Makanya kita coba berusaha hadirkan niat kita karena Allah melalui aktivitas-aktivitas duniawi yang bisa kita jadikan ladang amal. 

Misalkan nih bekerja niatnya untuk memenuhi kewajiban saja, ya sudah kalau pekerjaannya selesai maka hanya itu yang didapatkan. Tapi kalau kita bekerja dibarengi dengan niat karena Allah maka insyaa Allah kita akan dapat bonus pahala yang mudah-mudahan bakalan memberatkan timbangan amal kita di akhirat. Pekerjaannya sama, selesainya sama tapi bobotnya beda di mata Allah. Yang diniatkan karena Allah, dapat value lebih. 

Bekerja kurang lebih 12 jam, sayang sekali menjadi sesuatu yang Allah ga sukai, capenya sama tapi waktu terbuang. Jangan sampai pekerjaan kita hanya jadi butiran-butiran debu yang beterbangan karena ga dibarengi dengan niat. Jadi kalau pekerjaan selesai namun hati jadi keras, jadi cape dan lalai, harus di evaluasi lagi mungkin karena niatnya (lagi-lagi niat). 

Tapi kalau memang niatnya karena Allah, hati jadi tenang mau dipuji mau dicela ya sudah sebodo amat, dipuji Alhamdulilllah, dicela ya rapopo karena tujuan kita kan bukan itu. Tujuannya mengejar “like” dari Allah. Cihuy dah.. 

Intinya, amal dunia pahala akhirat : YES. amal akhirat tapi ga dapat pahala : NO

Jangan sampai kita hidup sia-sia, Allah sudah janji kalau kita pengen dunia ya memang bakalan dikasih kok. Kalau pengen akhirat ya kita usahakan kita bakalan dikasih juga tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku (ingat, kita ga punya orang dalem). 

Seperti yang disampaikan di Al-Quran, QS. Huud, 15 – 16 :
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16) }
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan (15) Itulah orang-orang yang tidak mem­peroleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (16)
Dan QS. As Shura : 20
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ}
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya; dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat (Asy-Syura: 20)

Selalu hadirkan Allah, sering-sering kita ulang lagi untuk ucapkan niat kalau lupa. Tidak ada satupun kejadian tanpa izin Allah. Jika dapat takdir yang kurang baik, hadirkan pertanyaan kenapa Allah menakdirkan seperti ini? Allah itu ingin respon apa dari kita? Dan hikmah yang kita dapatkan tergantung kedekatan kita sama Allah. 


Jadi begitu Telutizen semua isi kajian di awal pertama mentoring.. Bukan sok solehah nih share-share beginian, sejujurnya saya takut banget huhuhu.. takut ada yang salah saya sampaikan jadi menyebabkan salah persepsi juga. Modal Lahawula, bismillah saya mau bagi apa yang saya dapatkan biar sama-sama belajar. 

Mobile Girl, MiM Pop-Up Stickers


Leave a Reply